Selasa, 13 November 2018

Bubu Sebagai Alat Tangkap Ramah Lingkungan


A. Pengertian

Bubu merupakan alat tangkap ikan yang termasuk kedalam kelompok “Trap” atau ”Perangkap”. Berdasarkan kelompoknya bubu adalah alat tangkap yang bekerja secara pasif yaitu hanya ditempatkan pada suatu perairan, setelah dipasang/ditempatkan pada suatu perairan kita harus menunggu beberapa waktu sehingga ikan yang akan ditangkap masuk dan terperangkap di dalam bubu.


Gambar mungkin berisi: luar ruangan
Bubu di perairan rawa

B. Konstruksi dan Bahan

           Bahan dasar untuk membuat bubu belakangan ini bermacam – macam mulai dari bubu berbahan dasar rotan, kawat, besi, jaring, kayu, dan pelastik. Bahan dasar tersebut dianyam dan dirangkai sedemikian rupa sehingga memiliki bentuk tabung (mirip bola rugby), balok, ataupun bentuk yang lainnya dengan satu lubang, dua lubang, atau lebih, yang berfungsi sebagai tempat masuknya ikan, dan lubang pintu yang digunakan untuk mengambil ikan yang ada di dalamnya. Prinsip kerja dari bubu adalah dengan cara menjebak pengelihatan ikan sehingga ikan akan tertangkap di dalamnya. Selain dikenal dengan nama bubu alat ini juga biasa dipanggil dengan nama “Fishing Pots” atau “Fishing Basket” 

konstruksi bubu ikan

C.  Teknik Operasi (Sitting dan Hunting)
Berdasarkan teknik pengoprasiannya bubu terbagi menjadi tiga jenis, yaitu :
  1. Bubu Dasar (Ground Fish Pots)
    Alat tangkap ini dalam operasional penangkapannya bisa tunggal (umumnya bubu berukuran besar), bisa ganda (umumnya bubu berukuran kecil atau sedang) yang dalam pengoperasiannya dirangkai dengan tali panjang yang pada jarak tertentu diikatkan bubu tersebut. Bubu dipasang di daerah perairan karang atau diantara karang – karang atau bebatuan. Bubu dilengkapi dengan pelampung yang dihubungkan dengan tali panjang. Setelah bubu diletakkan di daerah operasi, bubu ditinggalkan, untuk kemudian diambil 2 – 3 hari setelah dipasang, kadang hingga beberapa hari.

  2. Bubu Apung (Floating Fish Pots)
    Bubu apung dilengkapi pelampung dari bambu atau rakit bambu, dilabuh melalui tali panjang dan dihubungkan dengan jangkar. Panjang tali disesuaikan dengan kedalaman air, umumnya 1,5 kali dari kedalaman air.

  3. Bubu Hanyut (Drifting Fish Pots)
    Pada waktu penangkapan, bubu hanyut diatur dalam kelompok-kelompok yang kemudian dirangkaikan dengan kelompok-kelompok berikutnya sehingga jumlahnya menjadi banyak, antara 20 – 30 buah, tergantung besar kecil perahu/kapal yang akan digunakan dalam penangkapan.
D. Cara Pengoprasian Penangkapan

Adapun cara pengoprasian bubu sebagai berikut :
  1. Pada sekeliling bubu diikatkan rumput laut.

  2. Bubu disusun dalam 3 kelompok yang saling berhubungan melalui tali penonda (drifting line).

  3. Penyusunan kelompok (contohnya ada 20 buah bubu) : 10 buah diikatkan pada ujung tali penonda terakhir, kelompok berikutnya terdiri dari 8 buah dan selanjutnya 4 buah lalu disambung dengan tali penonda yang langsung diikat dengan perahu penangkap dan diulur kira – kira antara 60 – 150 m.

  4. Waktu pengoprasian bubu adalah 3 hari 2 malam. Menurut para nelayan bubu, operasi penangkapan ikan dengan menggunakan bubu idealnya dilakukan selama 3 hari 2 malam atau maksimal 4 hari 3 malam. Apabila terlalu lama dioprasikan (lebih dari 4 hari), maka kelungkinan ikan yang tertangkap akan mengalami kematian atau luka – luka.
salah satu cara pemasangan bubu




E. Daerah Penangkapan

Daerah penangkapan yang dapat dilakukan berdasarkan jenis bubu, sebagai berikut :
  1. Bubu Dasar (Ground Fish Pots). Dalam operasi penangkapan, bubu dasar biasanya dilakukan di perairan karang atau diantara karang-karang atau bebatuan.

  2. Bubu Apung (Floating Fish Pots). Dalam operasi penangkapan, bubu apung dihubungkan dengan tali yang disesuaikan dengan kedalaman tali, yang biasanya dipasang pada kedalaman 1,5 kali dari kedalaman air.

  3. Bubu Hanyut (Drifting Fish Pots). Dalam operasi penangkapan, bubu hanyut ini sesuai dengan namanya yaitu dengan menghanyutkan ke dalam air.

F. Hasil Tangkap Bubu

Hasil tangkapan dari bubu tergantung dimana mengoperasikannya:
  1. Hasil tangkapan dengan bubu yang dioperasikan dilaut umumnya terdiri dari jenis-jenis ikan, udang kualitas baik, seperti Kwe (Caranx spp), Baronang (Siganus spp), Kerapu (Epinephelus spp), Kakap ( Lutjanus spp), kakatua (Scarus spp), Ekor kuning (Caeslo spp), Ikan Kaji (Diagramma spp), Lencam (Lethrinus spp), udang penaeld, udang barong, kepiting, rajungan, dll.

  2. Bubu yang dioperasikan disungai umumnya terdiri dari udang galah, ikan baung, dan ikan sungai lainya

  3. Bubu yang dioperasikan di rawa umumnya memperoleh ikan rawa seperti ikan gabus, lele, betok, sepat dan belut.

Sumber :

  • https://damnloveit.blogspot.com/2016/02/alat-tangkap-bubu.html
  • http://dayaksarang.blogspot.com/2015/05/macam-macam-peralatan-menangkap-ikan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar