A. Limbah Air Kolam Lele
Limbah air kolam lele, terutama budidaya lele sistem bioflok dapat dimanfaatkan untuk budidaya pakan alami dan pupuk tanaman.
1. Untuk Budidaya Pakan Alami
Intensifikasi
budidaya ikan lele membawa implikasi penggunaan pakan buatan kaya protein yang
semakin banyak untuk mendukung pertumbuhan ikan yang semakin besar. Limbah yang
dihasilkan oleh sistem budidaya tersebut juga akan semakin tinggi. Proses
konversi senyawaan nitrogen yang berlangsung lebih cepat adalah proses
heterotrofik, bakteri heterotroph dapat mengubah senyawaan amoniak menjadi
biomassa bakteri sebagai sumber protein dengan penambahan karbon
organik.pemanfaatan limbah lele dengan sistem intensif melalui teknologi
bioflok dapat dilakuakan dengan budidaya cacing sutra. Cacing sutra merupakan
salah satu jenis pakan alami ikan budidaya yang potensial untuk dikembangkan
karena memiliki kandungan nutrien yang cukup tinggi (52-57 % protein). Saat ini
pemenuhan kebutuhan cacing sutra hanya mengandalkan dari hasil tangkapan alam,
dimana hasil tangkapan ini belum mencukupi kebutuhan dari permintaan. Hasil
tangkapan alam tidak memiliki jaminan kualitas, karena cacing sutra dapat
menjadi pembawa agen penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada benih ikan.
2. Untuk Pupuk Tanaman
Limbah air bekas air kolam ikan lele bisa dimanfaatkan
sebagai pupuk atau penyubur tanaman. Mengapa limbah air bekas kolam ikan bisa
bermanfaat untuk semua jenis tanaman. Khusnya untuk tanaman sayur di dalam
limbah air kolam ikan lele mengandung Nitrogen, Pospor yang paling banyak. Unsur-unsur
hara ini dibutuhkan oleh tanaman. Limbah air kolam lele itu menjadi pupuk atau
nutrisi yang baik bagi tanaman.
B. Limbah Pengolahan Lele
Limbah pengolahan ikan lele seperti kepala, tulang dan jeroan dalam jumlah besar yang tidak dikelola dengan baik akan berdampak terhadap lingkungan seperti menimbulkan bau yang tidak sedap. Untuk meminimalisir terjadinya polusi, limbah tersebut dapat diolah kembali menjadi bahan pakan alternative, diolah menjadi bahan probiotik dan bahkan tulang dan kepala lele dapat dijadikan produk makanan.
1. Sebagai Pakan Alternative
Limbah olahan ikan lele berupa isi perut dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak seperti itik atau dapat jadikan pakan kembali untuk ikan lele.
2. Sebagai bahan probiotik
Limbah lele berupa kepala dan jeroan dapat dijadikan bahan baku pembuatan probiotik, karena pada limbah tersebut terdapat bakteri Lactobacillus. Probiotik yang sudah diolah dapat dijadikan campuran pakan ikan.
3. Produk Makanan
Olahan
lele yang ada biasanya masih meninggalkan limbah berupa kepala dan tulang ikan
lele. Ketika dibuang atau dibiarkan begitu saja, maka limbah ikan juga dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan, misalnya menimbulkan bau yang tidak sedap.
Selain itu dengan langsung membuang bagian-bagian ikan tersebut, maka telah
terjadi pembuangan sejumlah nutrisi penting dari limbah. Misalnya tulang ikan
yang dapat menjadi sumber beberapa mineral, terutama kalsium. Selain itu,
biasanya pada kepala dan tulang ikan masih terdapat sisa-sisa daging yang
menempel, yang jika dikumpulkan dalam jumlah banyak, dapat digunakan sebagai
bahan baku untuk membuat berbagai produk makanan olahan. Meskipun produk makanan
olahan dan produk perikanan lainnya juga dapat dibuat dengan bahan baku target
utama ikan, tetapi dengan memanfaatkan limbah hasil pengolahan perikanan
berarti turut membantu mengurangi limbah dan meningkatkan pemanfaatan ikan yang
memiliki nutrisi yang tinggi. Agar kepala, dan tulang ikan lele tidak menjadi
limbah yang dapat mencemari lingkungan maka perlu dilakukan upaya pengolahan
limbah tersebut menjadi produk yang bernilai ekonomis di antaranya adalah
dengan membuat brownies, nugget, dan kerupuk.
Sumber :
- http://sumsel.tribunnews.com/2018/04/27/limbah-air-bekas-kolam-ikan-lele-bisa-dimanfaatkan-sebagai-pupuk-tanaman?page=2
- http://djpb.kkp.go.id/index.php/mobile/arsip/c/579/Pemanfaatan-Limbah-Olahan-Lele/?category_id=18