Ikan jelawat (Leptobarbus
hoeveni. Blkr) merupakan ikan asli perairan Indonesia terutama terdapat di
sungai, danau dan perairan umum lainnya di Kalimantan dan Sumatera. Permintaan
pasar terhadap ikan ini cukup tinggi terutama di pasar tradisional. Ikan jelawat mempunyai nilai ekonomis tinggi dan sangat
digemari oleh masyarakat dan dibeberapa negara tetangga seperti Malaysia dan
Brunei, sehingga menjadi komoditas yang sangat potensial dan mendorong minat
masyarakat untuk mengembangkannya. Ikan ini rasanya enak jika diolah masakan seperti pepes jelawat, jelawat asam manis, jelawat bakar dan masakan lainnya. Dengan adanya budidaya ikan jelawat melalui pembenihan yang intensif, sehingga produksi ikan jelawat tidak memlulu mengandalkan hasil tangkapan dari alam. Produksi penangkapan ikan jelawan yang lebih
mengandalkan hasil penangkapan di perairan umum cenderung labil atau tidak kontinyu dan sudah ada
kecendrungan di beberapa tempat terjadi penurunan produksi.
Untuk menjaga berkembangnya komoditas ikan jelawat, maka dilakukan usaha pembenihan ikan jelawat di balai-balai perikanan. Ikan jelawat dapat di pelihara secara intensif baik di kolam, karamba dan karamba jaring apung.
Untuk menjaga berkembangnya komoditas ikan jelawat, maka dilakukan usaha pembenihan ikan jelawat di balai-balai perikanan. Ikan jelawat dapat di pelihara secara intensif baik di kolam, karamba dan karamba jaring apung.
Ikan Jelawat (Leptobarbus
hoevenIi) adalah salah satu jenis ikan air tawar lokal yang digemari oleh
masyarakat seperti di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat, dan bahkan di beberapa negara tetangga
seperti Malaysia dan Brunei (Puslitbang Perikanan, 1992). Ikan tersebut
memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan menjadi target penangkapan yang
potensial. Di Jambi selain sebagai ikan konsumsi benih ikan jelawat
ditangkap sebagai komoditas ikan hias ekspor.
Taksonomi
Webert & Beauport
(1981) di dalam Onadara dan Sunarno (1988) mengklasifikasikan ikan
jelawat sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleotei
Ordo : Ostariophysi
Subordo : Cyprinoidae
Famili : Cyprinidae
Subfamili : Cyprinidae
Genus : Leptobarbus
Spesies : Leptobarbus hoeveni Blkr
Sedangkan nama lokal di Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung yaitu Lemak atau Klemak. Manjuhan di Kalimantan Tengah, Sultan di Malaysia dan Pla Ba di Thailand. Namun saat berukuran kecil antara 10-20 cm dinamakan Jelejar di Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung. Nama dagang internasionalnya adalah hoven’s carp.
Biologi Ikan Jelawat
Ikan jelawat memiliki bentuk
tubuh agak bulat dan memanjang, dan merupakan ciri bagi ikan yang termasuk
perenang cepat. Kepala bagian sebelah atas agak mendatar, mulut berukuran
sedang, garis literal tidak terputus, bagian punggung berwarna perak kehijauan
dan bagian perut putih keperakan. Pada sirip dada dan perut terdapat warna
merah, gurat sisi melengkung agak kebawah dan berakhir pada bagian ekor bawah
yang berwarna kemerah‐merahan, serta mempunyai 2 pasang sungut. Panjang
maksimum (SL) ikan ini dapat mencapai 100 cm dengan berat 10 kg.
Informasi mengenai reproduksi
ikan jelawat matang gonad berukuran bobot tubuhnya antara 1,4 – 2,9 kg
untuk ikan betina, dan 1 – 2,6 kg untuk ikan jantan, dengan fekunditas
rata-ratanya adalah sebanyak 140.438 butir . Sedangkan pada perairan alami
bobot ikan jelawat yang memijah di perairan Muara Tebo, Jambi berkisar antara
3,7 – 5 kg, dengan ukuran panjang 46 – 58 cm. Di Sungai Tembeling, Malaysia
bobot rata-rata ikan jelawat yang memijah adalah 2,5 kg.
Habitat
Dijelaskan oleh Atmaja
Hardjamulia (1992), ikan jelawat banyak ditemui di muara-muara sungai dan
daerah genangan air kawasan tengah hingga hilir. Habitat yang disukainya adalah
anak-anak sungai yang berlubuk dan berhutan di bagian pinggirnya. Untuk
anakannya banyak dijumpai di daerah genangan, dari Daerah Aliran Sungai (DAS).
Saat air menyusut, anakan ikan jelawat secara bergeromol beruaya ke arah bagian
hulu dari sungai.
Di Indonesia ikan jelawat
tersebar di perairan-perairan sungai dan daerah genangan atau rawa di
Kalimantan dan Sumatera. Penyebarannya juga merata di kawasan Asia Tenggara
seperti Vietnam, Thailand, Malaysia dan Kamboja.
Pakan dan Kebiasaan Makan
Secara umum ikan jelawat bersifat
omnivora atau pemakan segala. Namun sebenarnya ia lebih cenderung
herbivora. Vaas, Sachlan dan Wirraatmaja dalam Atmaja
Hardjamulia (1992) menyebutkan, di dalam usus ditemukan biji-bijian, buah-buahan
dan tumbuhan air. Sedang di dalam usus benih jelawat ditemukan berbagai jenis
plankton, algae dan larva serangga air.
Dalam lingkungan pemeliharaan
yang terkontrol, ikan jelawat juga menyantap makanan buatan berbentuk pellet.
Bahkan mau memakan singkong, daun singkong dan usus ayam.
Dari bentuk mulut dapat diketahui
ikan jelawat menyenangi makanan yang melayang. Cara makannya dengan menyambar
meski terkadang gerakannya dalam mengambil makanan agak lambat. Namun demikian
jenis ikan ini biasa pula mengambil makanan yang berada di dasar perairan
(Anonim, 2007).
Tingkat Kematangan Gonad dan Reproduksi
Salah satu faktor penunjang
keberhasilan pemijahan adalah tersedianya induk yang matang gonad. Induk
tersebut dapat diperoleh dengan dua cara, cara pertama ialah dengan
menangkapnya di alam pada saat musim pemijahan. Cara kedua adalah dengan
memelihara di kolam secara terkontrol. Cara pertama biasanya faktor keberhasilannya
rendah. Hal tersebut disebabkan oleh pengaruh stress dari ikan, apalagi ikan
jelawat bersifat agresif sehingga pada waktu ditangkap dapat
menimbulkan kerusakan fisik (Hardjamulia, 1992).
Indukan Jelawat |
Beberapa persyaratan yang harus
diperhatikan menyangkut kondisi induk ikan jelawat agar dapat dipijahkan dengan
baik yaitu kematangan gonad dari ikan yang siap dipijahkan, biasanya mulai
berumur 2,5 tahun, kondisi ikan sehat tanpa ada luka atau cacat. Biasanya induk
ikan sudah siap dipijahkan setelah 3-6 bulan dalam kondisi pemeliharaan secara
terkontrol dan intensif (Kristanto, 1994).
Wadah Budidaya
Untuk membudidayakan ikan jelawat dapat dilakukan pada media kolam, kolam yang digunakan dapat berupa kolam tanah atau kolam beton. Selain di kolam ikan jelawat dapat dibudidayakan di karamba atau jaring apung.
Pakan Jelawat
Jelawat yang dibudidayakan di kolam atau karamba dapat diberikan pakan tambahan berupa pakan pabrikan berupa pellet. pemberian pakan secara rutin sebanyak 5% perhari dengan prekuensi sebanyak 2-3 kali. Jika budidaya dilakukan di karamba/karamba jaring apung pemberian pakan dilakukan secara hati-hati agar pakan tidak hanyut dan terbuang. Pemberian pakan dilakukan sedikit-sedikit, setelah pakan habis dimakan baru ditabur kembali. Pakan yang terbuang tidak dimakan ikan akan menambah beban biaya produksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar