Rabu, 01 Mei 2019

MENGENAL IKAN JELAWAT




Ikan jelawat (Leptobarbus hoeveni. Blkr) merupakan ikan asli perairan Indonesia terutama terdapat di sungai, danau dan perairan umum lainnya di Kalimantan dan Sumatera. Permintaan pasar terhadap ikan ini cukup tinggi terutama di pasar tradisional. Ikan jelawat mempunyai nilai ekonomis tinggi dan sangat digemari oleh masyarakat dan dibeberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei, sehingga menjadi komoditas yang sangat potensial dan mendorong minat masyarakat untuk mengembangkannya. Ikan ini rasanya enak jika diolah masakan seperti pepes jelawat, jelawat asam manis, jelawat bakar dan masakan lainnya. Dengan adanya budidaya ikan jelawat melalui pembenihan yang intensif, sehingga produksi ikan jelawat tidak memlulu mengandalkan hasil tangkapan dari alam. Produksi penangkapan ikan jelawan yang lebih mengandalkan hasil penangkapan di perairan umum cenderung labil atau tidak kontinyu  dan sudah ada kecendrungan di beberapa tempat terjadi penurunan produksi.

Untuk menjaga berkembangnya komoditas ikan jelawat, maka dilakukan usaha pembenihan ikan jelawat di balai-balai perikanan. Ikan jelawat dapat di pelihara secara intensif baik di kolam, karamba dan karamba jaring apung.

Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenIi) adalah salah satu jenis ikan air tawar lokal yang digemari oleh masyarakat seperti di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat, dan bahkan di beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei (Puslitbang Perikanan, 1992). Ikan tersebut memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan menjadi target penangkapan yang potensial. Di Jambi selain sebagai ikan konsumsi benih ikan jelawat ditangkap sebagai komoditas ikan hias ekspor.

Taksonomi

Webert & Beauport (1981) di dalam Onadara dan Sunarno (1988) mengklasifikasikan ikan jelawat sebagai berikut:
Kingdom               : Animalia
Phylum                 : Chordata
Subphylum           : Vertebrata
Kelas                    : Pisces
Subkelas               : Teleotei
Ordo                     : Ostariophysi
Subordo               : Cyprinoidae
Famili                  : Cyprinidae
Subfamili             : Cyprinidae
Genus                  : Leptobarbus
Spesies                : Leptobarbus hoeveni Blkr

Sedangkan nama lokal di Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung yaitu Lemak atau Klemak. Manjuhan di Kalimantan Tengah, Sultan di Malaysia dan Pla Ba di Thailand. Namun saat berukuran kecil antara 10-20 cm dinamakan Jelejar di Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung. Nama dagang internasionalnya adalah hoven’s carp.

Biologi Ikan Jelawat

Ikan jelawat memiliki bentuk tubuh agak bulat dan memanjang, dan merupakan ciri bagi ikan yang termasuk perenang cepat. Kepala bagian sebelah atas agak mendatar, mulut berukuran sedang, garis literal tidak terputus, bagian punggung berwarna perak kehijauan dan bagian perut putih keperakan. Pada sirip dada dan perut terdapat warna merah, gurat sisi melengkung agak kebawah dan berakhir pada bagian ekor bawah yang berwarna kemerah‐merahan, serta mempunyai 2 pasang sungut. Panjang maksimum (SL) ikan ini dapat mencapai 100 cm dengan berat 10 kg.
Informasi mengenai reproduksi ikan jelawat matang gonad berukuran bobot tubuhnya antara 1,4 – 2,9 kg untuk ikan betina, dan 1 – 2,6 kg untuk ikan jantan, dengan fekunditas rata-ratanya adalah sebanyak 140.438 butir . Sedangkan pada perairan alami bobot ikan jelawat yang memijah di perairan Muara Tebo, Jambi berkisar antara 3,7 – 5 kg, dengan ukuran panjang 46 – 58 cm. Di Sungai Tembeling, Malaysia bobot rata-rata ikan jelawat yang memijah adalah 2,5 kg.

Habitat

Dijelaskan oleh Atmaja Hardjamulia (1992), ikan jelawat banyak ditemui di muara-muara sungai dan daerah genangan air kawasan tengah hingga hilir. Habitat yang disukainya adalah anak-anak sungai yang berlubuk dan berhutan di bagian pinggirnya. Untuk anakannya banyak dijumpai di daerah genangan, dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Saat air menyusut, anakan ikan jelawat secara bergeromol beruaya ke arah bagian hulu dari sungai.
Di Indonesia ikan jelawat tersebar di perairan-perairan sungai dan daerah genangan atau rawa di Kalimantan dan Sumatera. Penyebarannya juga merata di kawasan Asia Tenggara seperti Vietnam, Thailand, Malaysia dan Kamboja.

Pakan dan Kebiasaan Makan

Secara umum ikan jelawat bersifat omnivora atau pemakan segala. Namun sebenarnya ia lebih cenderung herbivora. Vaas, Sachlan dan Wirraatmaja dalam Atmaja Hardjamulia (1992) menyebutkan, di dalam usus ditemukan biji-bijian, buah-buahan dan tumbuhan air. Sedang di dalam usus benih jelawat ditemukan berbagai jenis plankton, algae dan larva serangga air.
Dalam lingkungan pemeliharaan yang terkontrol, ikan jelawat juga menyantap makanan buatan berbentuk pellet. Bahkan mau memakan singkong, daun singkong dan usus ayam.
Dari bentuk mulut dapat diketahui ikan jelawat menyenangi makanan yang melayang. Cara makannya dengan menyambar meski terkadang gerakannya dalam mengambil makanan agak lambat. Namun demikian jenis ikan ini biasa pula mengambil makanan yang berada di dasar perairan (Anonim, 2007).


Tingkat Kematangan Gonad dan Reproduksi

Salah satu faktor penunjang keberhasilan pemijahan adalah tersedianya induk yang matang gonad. Induk tersebut dapat diperoleh dengan dua cara, cara pertama ialah dengan menangkapnya di alam pada saat musim pemijahan. Cara kedua adalah dengan memelihara di kolam secara terkontrol. Cara pertama biasanya faktor keberhasilannya rendah. Hal tersebut disebabkan oleh pengaruh stress dari ikan, apalagi ikan jelawat bersifat agresif sehingga pada waktu ditangkap dapat menimbulkan kerusakan fisik (Hardjamulia, 1992).
Indukan Jelawat

Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan menyangkut kondisi induk ikan jelawat agar dapat dipijahkan dengan baik yaitu kematangan gonad dari ikan yang siap dipijahkan, biasanya mulai berumur 2,5 tahun, kondisi ikan sehat tanpa ada luka atau cacat. Biasanya induk ikan sudah siap dipijahkan setelah 3-6 bulan dalam kondisi pemeliharaan secara terkontrol dan intensif (Kristanto, 1994).

Wadah Budidaya

Untuk membudidayakan ikan jelawat dapat dilakukan pada media kolam, kolam yang digunakan dapat berupa kolam tanah atau kolam beton. Selain di kolam ikan jelawat dapat dibudidayakan di karamba atau jaring apung.

Pakan Jelawat

Jelawat yang dibudidayakan di kolam atau karamba dapat diberikan pakan tambahan berupa pakan pabrikan berupa pellet. pemberian pakan secara rutin sebanyak 5% perhari dengan prekuensi sebanyak 2-3 kali. Jika budidaya dilakukan di karamba/karamba jaring apung pemberian pakan dilakukan secara hati-hati agar pakan tidak hanyut dan terbuang. Pemberian pakan dilakukan sedikit-sedikit, setelah pakan habis dimakan baru ditabur kembali. Pakan yang terbuang tidak dimakan ikan akan menambah beban biaya produksi.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar