Rabu, 10 Oktober 2018

Budidaya Lele Di Kolam Terpal


Lokasi budidayaya


kolam terpal merupakan salah satu solusi untuk pengembangan budidaya ikan di lahan kritis dan sempit.  Manfaat lahan sempit atau kritis untuk pembangunan kolam terpal perlu beberapa pertimbangan, antara lain : 

1.    Pertimbangan teknis meliputi :
a)    Ada sumber air untuk mengisi kolam terpal ; air sumur, air PAM, air hujan yang ditampung, dan lain-lain yang layak digunakan.
b)   Ketinggian lokasi; 0-700 m dpl (diatas permukaan laut)
c)    Ukuran ikan lele yang hendak dipelihara perlu diperhatikan karena terkait dengan kedalaman air di dalam kolam, misalnya benih lele cocok dipelihara pada kedalaman air 30-40 cm.
d)    Dasar tanah untuk peletakan kolam terpal harus rata
e)    penanganan limbah air kolam.

2.    Pertimbangan sosial-ekonomi Budidaya, meliputi :
a)    Lokasi bukanlah lokasi sengketa.
b)   Dekat dengan daerah pengembangan budidaya ikan lele sehingga memudahkan memperoleh induk atau benih
c)    Tersedia sarana dan prasaran trasportasi yang memadai untuk memudahkan pengadaan alat, bahan, trasportasi benih, hasil panen dan lain-lain
d)    Adanya alat dan bahan disekitar lokasi  atau pengadaanya mudah
e)    Pasar cukup terbuka untuk menampung produksi, baik baik pasar lokal maupun pasar ekspor, serta harga yang cukup memadai
f)     Lokasi cukup aman dari berbagai gangguan, baik hewan-hewan liar maupun gangguan manusia (pencurian)
g)    Adanya sumber energi listrik untuk penerangan dan kebutuhan lainya
h)    Adanya dukungan dari pihak-pihak terkait, misalnya permodalan dan lain-lain.


Jenis Kolam Terpal Sesuai Peletakanannya
1.    Kolam terpal atas permukaan tanah

 
Kolam terpal diatas permukaan tanah

2.    Kolam terpal bawah permukaan tanah

Konstruksi Kolam di atas permukaan tanah
Ukuran kolam disesuaikan denagan luas lahan yang tersedia. Umumnya, kolam yang dibuat disesuaikan dengan ukuran terpal, misalnya ukuran kolam 2 x 3 x 1 m, 4 x 5 x 1 m, 6 x 4 x 1 m, atau 4 x 8 x 1 m. kerangka bisa dibuat dari bambu, kayu, pipa besi atau papan.

Kelebihan Penggunaan Kolam Terpal

Pembuatan kolam terpal dapat dilakukan di pekarangan atau pun di halaman rumah. Lahan yang digunakan berupa lahan yang belum dimanfaatkan atau lahan yang telah dimanfaatkan, tetapi kurang produktif. Keuntungan lain dari kolam terpal adalah:

1. Terhindar dari pemangsaan hama seperti ikan liar dan ular sawah.
2. Dilengkapi pengatur volume air yang bermanfaat untuk memudahkan pergantian air maupun panen dan dapat mempermudah penyesuaian ketinggian air sesuai dengan usia ikan.
3. Dapat dijadikan peluang usaha skala kecil dan besar,
4. Lele yang dihasilkan lebih berkualitas, lele terlihat tampak bersih, dan seragam.
5. Lahan yang digunakan tidak berubah karena bukan kolam galian atau kolam semen.


Persiapan Budidaya
1.    Persiapan kolam plastik
Pembuatan kerangka sesuai ukuran yang dikehendaki, pemasangan terpal. Sebelum terpal dipasang, terlebih dahulu dicuci untuk menghilangkan sisa zat kimia yang ada pada terpal.
2.    Pengisian air kolam
Kolam terpal diisi air setinggi 15-30 cm, dimasukan pupuk kandang utuk menumbuhkan plankton dan didiamkan selama 1 minggu sampai air berwarna kehijauan.
3.    Setelah air kolam berwarna kehijauan, benih lele ukuran     5-6 cm siap dimasukkan.
Pemeliharaan
a.    Perawatan kualitas air
-     Untuk menjaga kualitas air sebaikanya dimasukkan probiotik setiap 15 hari
-     Bila terlalu banyak sisa kotoran yang menumpuk, kolam perlu dibersihkan dengan cara menyipon
b.    Pemberian Pakan
-       Pemberiakan pakan dilakukan 3 kali sehari pada jam 7 pagi, jam 5 sore, dan 10 malam.

Penyebab kematian ikan
1.    Amoniak
Sisa-sisa pakan yang tidak termakan ikan juga dapat menyebabkan menumpuknya racun amoniak dan membuat kadar keasamannya meningkat. Akibat dari zat asam ini lele menjadi buas dan tumbuh suburnya penyakit-penyakit. Ciri-ciri air mengandung zat asam yaitu mayoritas ikan mengambang dengan posisi berdiri. Solusinya adalah hindari penggunaan pakan yang berlebihan dan air diberi daun-daunan agar berwarna hijau
2.    Kedalaman air
Kolam yang terlalu dangkal akibat penguapan akan membuat ikan menjadi kepanasan. Tentunya hal ini akan membuat ikan menjadi kelelahan dan mati. Solusinya adalah dengan menambah air yang telah surut kembali ke posisi yang telah ditentukan sebelumnya. Selain itu perlu ditambahkan tanaman air seperti kangkung air, daun keladi/ talas, dan eceng gondok. Fungsi tanaman air selain sebagai peneduh dapat pula menyerap racun-racun yang terkandung dalam air kolam.
3.    Pengangkutan bibit yang tidak baik
Pengemasan di wadah bibit yang kurang nyaman membuat bibit mengalami stres yang diakibatkan oleh banyaknya guncangan saat pengangkutan, terlalu lama di dalam plastik, dan cuaca panas. Solusinya adalah membeli bibit dari tempat yang tidak terlalu jauh dari kolam dan tidak terkena sinar matahari.

4.    Klimatisasi
Bibit ikan akan mati apabila tidak dilakukan penyesuaian suhu antara air yang ada di plastik pembungkus dengan air kolam. Sebelum dimasukkan ke dalam kolam, bibit ikan harus dikenalkan terlebih dahulu dengan air kolam. Caranya, plastik yang berisi bibit ikan direndam di air kolam selama   ½ – 2 jam. Kemudian plastik dibuka dan biarkan air kolam masuk perlahan-lahan ke dalam plastik sampai bibit ikan keluar dari plastik dengan sendirinya. Setelah itu, ikan baru bisa sepenuhnya masuk ke kolam. Lakukan hal ini pada pagi atau sore hari untuk menghindari suhu air yang lebih panas.
5.    Tingkat Kejernihan Air
Pada dasarnya ikan lele tidak menyukai air jernih. Hal ini dapat dilihat dari sifat dan bentuk tubuhnya. Sifat ikan lele mencari makan pada malam hari menyebabkan ikan lele tidak membutuhkan penglihatan yang baik. Ini didukung pula dari bentuk tubuhnya yang memiliki kumis di sekitar mulutnya. Fungsi kumis ini berguna untuk meraba makanan. Selain itu, sistem pernapasan ikan lele menggunakan labirin yang artinya pernapasan ikan lele tidak bergantung pada oksigen yang terlarut di air. Jadi, pada kondisi minim oksigen pun ikan lele tetap dapat bertahan hidup misalnya air berlumpur. Air yang jernih dapat mematikan bibit ikan lele. Meskipun ikan lele tidak menyukai air jernih, kita tidak bisa memasukan sembarang air ke kolam. Bisa saja air yang kita masukan mengandung bakteri dan parasit yang dapat menimbulkan penyakit. Kiranya perlu kita memperkeruh air kolam yaitu dengan cara memberikan daun-daunan seperti yang telah disebutkan di atas agar air berwarna hijau.
6.    Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit juga tidak bisa dianggap remeh karena kedua hal ini sangat mempengaruhi volume produksi. Hama biasanya berupa hewan yaitu linsang, burung pemakan ikan, kucing, dll. Sedangkan untuk penyakit berupa virus dan bakteri. Pencegahannya yaitu menggunakan semacam penghalang agar tidak ada hewan liar yang masuk ke kolam dan memakan bibit lele. Untuk penyakit dapat diberikan obat-obatan yang banyak tersedia di toko pertanian.



Panen

Panen Lele di Kolam Terpal


Setelah cukup umur maka ikan akan di panen. Panen dilakukan dengan disortir yaitu dengan memilih ikan yang sudah layak untuk dikonsumsi (dijual) biasanya ukuran 5 sampai 10 ekor per kg atau sesuai dengan keinginan pembeli, kemudian ukuran yang lebih kecil dipelihara kembali.








Referensi:
Cara ternak lele sangkuriang di kolam terpal,Florencia Areto
AgroMedia. 2007. Berternak Lele Dumbo. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta. 52 hal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar