Jumat, 26 Oktober 2018

PENETASAN ARTEMIA UNTUK PAKAN BENIH IKAN

Artemia merupakan pakan alami yang sangat penting dalam pembenihan ikan laut, krustacea, ikan konsumsi air tawar dan ikan hias air tawar karena ukurannya yang sangat kecil. Disamping ukurannya yang kecil, nilai gizi Artemia juga sangat tinggi dan sesuai dengan kebutuhan gizi untuk larva ikan dan krustacea yang tumbuh dengan sangat cepat.
 Artemia the small sea animal. Stock Photo - 32441669
Sampai saat ini Artemia sebagai pakan alami belum dapat digantikan oleh pakan lainnya. Artemia biasanya diperjual belikan dalam bentuk kista/cyste, sehingga sebagai pakan alami Artemia merupakan pakan yang paling mudah dan praktis, karena hanya tinggal menetaskan kista saja. Akan tetapi, menetaskan kista Artemia bukan suatu hal yang dengan begitu saja dapat dilakukan oleh setiap orang. Sebab membutuhkan suatu keterampilan dan pengetahuan tentang penetasan itu sendiri. Kegagalan dalam menetaskan kista Artemia barakibat fatal terhadap larva ikan yang sedang dipelihara.
Penetasan Artemia dapat dilakukan, baik pada skala kecil maupun skala besar. Penetasan Artemia dapat pula dikerjakan di daratan maupun di daerah pantai.
Wadah penetasan Artemia dapat dilakukan dengan wadah kaca, poly etilen (ember plastik) atau fiber glass. Ukuran wadah dapat disesuaikan dengan kebutuhan, mulai dari volume 1 l sampai dengan volume 1 ton bahkan 40 ton. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam penetasan Artemia adalah bentuk dari wadah. Bentuk wadah penetasan Artemia sebaiknya bulat. Hal ini dikarenakan jika diaerasi tidak ditemukan titik mati, yaitu suatu titik dimana Artemia akan mengendap dan tidak teraduk secara merata. Artemia yang tidak teraduk pada umumnya kurang baik derajat penetasannya, atau walaupun menetas membutuhkan waktu yang lebih lama.
Sebelum diisi media penetasan, wadah Artemia dicuci terlebih dahulu dengan menggunakan sikat sampai bersih. Agar sisa lemak atau lendir dapat dihilangkan, pada waktu mencuci gunakanlah deterjen. Media untuk penetasan Artemia dapat menggunakan air laut yang telah difilter. Hal ini ditujukan agar cyste dari jamur atau parasit tersaring.
 Penyaringan dapat dilakukan dengan menggunakan filter pasir atau filter yang dijual secara komersial seperti catridge filter misalnya.
Disamping dengan air laut, media penetasan Artemia juga dapat dilakukan dengan menggunakan air laut buatan. Air laut ini dibuat dengan jalan menambahkan garam yang tidak beriodium ke air tawar. Garam yang digunakan harus bebas dari kotoran. Jumlah garam yang dibutuhkan berkisar antara 25-30 g per liter air tawar, sehingga memiliki kadar garam 25-30 ppt. Setelah garam dimasukkan maka media harus diaerasi secara kuat agar garam tercampur merata.

SUMBER:
Jusadi D., 2003.  Modul Penetasan Artemia - Budidaya Pakan Alami Air Tawar. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.
Lavens, P. and P. Sorgeloos. 1996. Manual on the production and used of live food for aquaculture. FAO Fisheries Technical Paper 361.

Syarat Membuat Izin UMK


Mengenal Izin Usaha Mikro Kecil

Agar kedepannya bisa berjalan dengan baik, maka usaha harus memiliki izin secara legal. Bukan hanya usaha yang skalanya besar saja yang harus memiliki izin, tetapi usaha dengan skala kecil juga harus memiliki. Tetapi kenyataanya, banyak para pelaku usaha kecil yang belum mengetahui tentang Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK) ini. Banyak para pelaku usaha yang merasa kebingungan dalam mengurusnya. Padahal, sekarang ini mengurus IUMK bisa dengan mudah dan cepat, yaitu satu hari sudah bisa selesai asal semua berkas persyaratan sudah dipenuhi.
Pemerintah telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 98 tahun 2014  tentang perizinan untuk usaha mikro dan kecil yang bertujuan untuk memberikan kepastian hukum dan sarana pemberdayaan bagi Pelaku Usaha Mikro dan Kecil (PUMK) dalam mengembangkan usahanya. Selain itu, dalam pengurusan prosedur IUMK setelah keluar PERPRES menjadi lebih sederhana, mudah, dan cepat sehingga menguntungkan bagi pelaku usaha.

Ada beberapa keuntungan yang bisa Anda dapatkan dengan memiliki IUMK, di bawah ini adalah keuntungan yang akan Anda dapatkan.

  1. Mendapatkan kepastian perlindungan hukum dalam usaha sesuai dengan lokasi yang sudah  ditetapkan.
  2. Mendapatkan kemudahan dalam pemberdayaan baik dari pusat, provinsi maupun dari daerah.
  3. Mendapatkan kemudahan dalam mengakses pembiayaan ke berbagai lembaga keuangan bank maupun non-bank.
  4. Mendapatkan pendampingan untuk pengembangan usaha yang lebih besar.
  5. Mendapatkan pengakuan yang sah dari berbagai pihak atas izin yang dimiliki dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
  6. Mendorong para pelaku bisnis UKM untuk sadar pajak, sehingga bisa bermanfaat untuk kemajuan usahanya.
  7. Menjadi nilai plus dari pada bisnis UKM lain yang tidak memiliki IUMK.


pentingnya memiliki izin usaha mikro kecil iumk di indonesia

Usaha Mikro Kecil (UMK) memiliki kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia sebesar 60,34% pada tahun 2017.  Selain menjadi penggerak ekonomi di Indonesia, UKM juga menjadi penyerap tenaga kerja yang paling efektif, terbukti serapan tenaga kerja tahun 2017 sebesar 97,22%, sehingga bisa mengurangi jumlah angka pengangguran yang ada saat ini.

Mengenal Izin Usaha Mikro Kecil

Agar usaha berjalan dengan baik, maka usaha harus memiliki izin secara legal. Bukan hanya usaha yang skalanya besar saja yang harus memiliki izin, tetapi usaha dengan skala kecil juga harus memiliki. Tetapi kenyataanya, banyak para pelaku usaha kecil yang belum mengetahui tentang Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK) ini. Banyak para pelaku usaha yang merasa kebingungan dalam mengurusnya. Padahal, sekarang ini mengurus IUMK bisa dengan mudah dan cepat, yaitu satu hari sudah bisa selesai asal semua berkas persyaratan sudah dipenuhi.

Pemerintah telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 98 tahun 2014  tentang perizinan untuk usaha mikro dan kecil yang bertujuan untuk memberikan kepastian hukum dan sarana pemberdayaan bagi Pelaku Usaha Mikro dan Kecil (PUMK) dalam mengembangkan usahanya. Selain itu, dalam pengurusan prosedur IUMK setelah keluar PERPRES menjadi lebih sederhana, mudah, dan cepat sehingga menguntungkan bagi pelaku usaha.

Syarat Mengurus Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK)

Dalam pelaksanaanya, sebelum mengurus surat IUMK, pelaku usaha harus memenuhi beberapa syarat berikut ini :

a. Melampirkan surat pengantar dari RT atau RW terkait lokasi usaha.

b. Memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) setempat.

c. Memiliki Kartu Keluarga.

d. Melampirkan Pas Photo berwarna ukuran 4x6 cm 2 lembar.

e. Mengisi formulir IUMK yang telah tersedia.
Selanjutnya Lurah/Camat yang sudah diberikan pendelegasian untuk pengurusan izin usaha oleh Bupati/Walikota melakukan pengecekan syarat-syarat pengajuan IUMK. Jika persyaratan sudah lengkap, maka pemohon izin usaha bisa mendapatkan IUMK, tetapi jika syarat-syarat belum lengkap, maka Lurah/Camat berhak mengembalikan syarat-syarat tersebut untuk dilengkapi terlebih dahulu.

Sumber: https://www.jurnal.id/id/blog/2018/pentingnya-memiliki-izin-usaha-mikro-kecil-iumk-bagi-umkm-di-indonesia


Mina Padi Kelompok Jambu Habang II Desa Serawi

     Kegiatan Mina Padi Di Desa Serawi Kecamatan Tapin Tengah Kabupaten Tapin tahun 2018. Usaha Minapadi telah digeluti oleh anggota kelompok sejak beberapa tahun terakhir. Usaha ini memberikan keuntungan bagi petani di Desa Serawi, selain dari hasil padi lahan pertanian meraka juga menghasilkan ikan. Komoditas yang dikembangkan berupa ikan mas dan nila.

Persiapan  Mina Padi
Luas lahan yang dikembangkan oleh kelompok Tani Jambu Habang II saat ini mencapai 3 Ha. Potensi lahan yang dapat dikembangkan mencapai 10 Ha. Beberapa kendala yang dihadapi oleh kelompok ini diantanya adalah pembuatan tanggul yang belum maksimal, adanya hama biawak dan kesulitan air menjelang kemarau. Untuk Mengatasi Kekurangan air, petani memanfaatkan sumur bor untuk menambah pasokan air.

Kegiatan Mina Padi dilakukan dengan tahap persiapan lahan, penanaman padi, penembaran benih ikan. Pada kegiatan percontohan tahun 2018 digunakan lahan seluas 1 ha dengan jumlah tebar benih ikan sebanyak 40.000 ekor benih nila.

Penebaran Benih Ikan Nila
Harapan kedepan potensi pengembangan Mina padi di Kecamatan Tapin Tengah dapat ditingkatkan lagi. Melalu pembinaan yang terstruktur dan berkelanjutan oleh pihak terkait tentunya akan memberikan dampak positif bagi kelompok tani Jambu Habang II ke depan.



Oleh: Norhidayah, S.Pi

Selasa, 23 Oktober 2018

PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN TAWES

Pemeliharaan ikan tawes biasanya dilakukan secara tradisional, pemeliharaan bisa dilakukan dikolam ataupun di sawah. Pada umumnya pemeliharaan ikan tawes dilakukan secara polikultur dengan jenis-jenis ikan lainnya, yaitu dengan jenis ikan yang mempunyai sifat yang berlainan seperti ikan mas yang memakan jasad-jasad dasar, tambakan pemakan plankton, nila pemakan jasad-jasad penempel (periphiton). komposisi campuran pemeliharaan bervariasi bergantung kepada ikan utama yang dikehendaki dan kesuburan kolam. 

Penyakit pada ikan tawes adalah MixobolusIcthyophiriusDacthylogyrus dan gyrodctylus, penyakit ini tidak berbahaya dan belum pernah di amati terjadi kematian masal. Dacthylogyrus dapat menyebabkan kerusakan pada ujung-ujung filament insang. Pada benih-benih yang di berok sering dijumpai Cyclochaeta. Umumnya bagian tubuh yang diserang adalah insang dan menyebabkan ikan menjadi kurus. Sedangkan Myxobolus merupakan penyakit yang berbahaya yang dapat menyebabkan kematian masal pada ikan tawes. 
Penyakit Pada Ikan Tawes

Penyakit yang paling umum menyerang Ikan tawes diantaranya Gyrodactylus dan  
Mixobolus spp . 

GYRODACTYLIASIS 
  • Penyebabnya : Parasit ini termasuk juga monogenia ; Menyerang di bagian badan serta sirip ikan. 
  • Jenis serta ukuran : Nyaris semuanya type ikan air tawar, terlebih ukuran benih. 
  • Tanda-tanda klinis : Ikan jadi lemah, nafsu makan menyusut, frekwensi pernafasan bertambah serta produksi lendir bertambah. 
  • Aspek pendukung : Kwalitas air yang alami penurunan, kekurangan pakan, padat tebar tinggi serta fluktuasi suhu air senantiasa beralih. 
  • Penularan : Lewat air serta kontak segera dengan ikan yang terinfeksi. 
  • Verifikasi : Penilaian lewat microkopis. 
  • Mencegah : - Tingkatkan kwalitas air 
  • - Pemberian pakan pas mutu serta jumlah yang dibutuhkan 
  • - Ingindapan aira serta pemasangan saringan pada pintu pemasukan 
  • Pemberantasan : - Perendaman dengan larutan larutan garam dapur, 
  • dosis 12, 5-13 gr/m2 selam 24-36 jam 
  • - Perendaman dengan larutan formalin 40 ppmselama 24 jam 
MYXOSPOREASIS 
  • Penyebeb : Mixobolus spp, parasit ini ; termasuk juga grup myxosporea 
  • Jenis serta ukuran : Myxobolus spp umumnya ; menyerang di bagian insang waktu benih, mulai berusia 1 bulan 
  • Tanda-tanda klinis : Ada tonjolan mirip tumor pada insang ikan, bahkan juga kerap dimaksud penyakit amandel 
  • Aspek pendukung : Kwalitas air alami penurunan serta padat tebar yang tinggi 
  • Penularan : Lewat air serta ikan yang gampang terinfiksi. 
  • Verifikasi : Penilaian mikroskopis 
  • Mencegah : - Ingindapan air serta pemasangan saringan pada pintu pemasukan 
  • - Dikerjakan pengapuran serta pengeringan kolam

Sumber :
  • https://duniabudidayaperikanan.blogspot.com/2016/02/cara-penanganan-hama-dan-penyakit-pada.html
  • http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com/2013/11/penanganan-hama-dan-penyakit-pada-ikan_22.html
  • http://klasifikasimorfologi-ikan.blogspot.com/2017/04/penyakit-pada-ikan-tawes.html

Selasa, 16 Oktober 2018

PEMBENIHAN IKAN LELE DUMBO


I.  PENDAHULUAN
Salah  satu  komoditas  perikanan yang cukup populer di masyarakat adalah lele dumbo (clarias gariepinus).  Ikan ini  berasal  dari   benua  Afrika  dan   pertamakali didatangkan  ke  Indonesia  pada  tahun 1984. Karena memiliki berbagai kelebihan menyebabkan, lele dumbo termasuk ikan yang paling  mudah  diterima  masyarakat Kelebihan   tersebut   diantamya   adalah pertumbuhannya      cepat,      memiliki kemampuan    beradaptasi    terhadap lingkungan yang tinggi, rasanya enak dan kandungan giz.inya cukup tinggi. Maka tak heran,  apabila  minat  masyarakat  untuk membudidayakan lele dumbo sangat besar.

II.  SISTEMATIKA

Philum Chordata, Kelas Pisces, Anak Kelas Teleostei, Bangsa Ostariophysi, AnakBangsa Siluridae, Suku Claridae, Marga Clarias dan Jenis Clarias gariepinusBentuk  tubuh  memanjang, agak bulat,   kepala   gepeng,   tidak   bersisikmempunyai 4 pasang kumis, mulut besar, warna kelabu sampai hitam. Lele dumbobanyak ditemukan di rawa-rawa dan sungai di  Afrika,   terutama  di  dataran  rendahsampai sedikit payau. Ikan ini mempunyai alat  pernapasan  tambahan  yang  disebutaborescent, sehingga mampu hidup dalam air yang oksigennya rendah. 
Lele    dumbo    termasuk     ikan karnivora,  narr.un  pada  usia  benih  lebih bersifat omnivora.  Induk lele dumbo sudah dapat dipijahkan  setelah  berumur 2 tahun dan dapat memijah  sepanjang  tahun.  Ciri-ciri    induk      lele      dumbo       betina      dan      jantan adalah sebagai berikut :
  • Induk  betina : tubuh  lebih  pendek, mempunyai dua buah lubang kelamin yang bentuknya bulat. 
  • Induk jantan : tubuh  lebih  panjang, mempunyai satu buah lubang kelamin yang bentuknya memanjang.

III.  PEMBENIHAN

Saat  ini  lele  dumbo  dapat dipijahkan    secara    alami.    Namun demikian  banyak  orang  lebih  suka memijahkan   dengan   cara   buatan (disuntik) karena penjadwalan produksi dapat dilakukan lebih tepat.

A.  Pematangan Gonad
Pematangan gonad dilakukan di kolam seluas 50 s/d 200 m2 dengan kepadatan 2 s/d 4kg/ m2. Setiap hari diberi  pakan  tambahan  berupa  pellet sebanyak  3%  per  hari  dari  berat tubuhnya.

B.  Seleksi Induk
  • Seleksi  bertujuan  untuk  mengetahui tingkat kematangan induk yang akandipijahkan.
  • Induk betina ditandai dengan perutnya yang  buncit  dan  kadang-kadangapabila dipijit ke arah lubang kelamin, keluar  telur  yang  warnanya  kuning tua
  • Induk jantan  ditandai  dengan  warna tubuh   dan    alat   kelaminnya    agakkemerahan.

C.  Pemberokan
  1. Pemberokan  dilakukan  dalam  bak seluas  4 s/d 6 m2   dan   tinggi  1  m,selama    1 s/d 2 hari.
  2. Pemberokan     bertujuan     untuk membuang kotoran dan mengurangikandungan lemak dalam gonad.
  3. Setelah  diberok,  kematangan  induk diperiksa kembali.

D.  Penyuntikan 
  1. Induk  betina  disuntik  dengan larutan    hipofisa    ikan    mas sebanyak 2 dosis (1 kg induk membutuhkan 2 kg ikan mas) dan jantan  ½   dosis  atau  ovaprim0,3 ml/kg.
  2. Penyuntikan   dilakukan   pada bagian punggung.
E.  Pemijahan/Pengurutan
  1. Apabila akan dipijahkan secara alami,  induk jantan  dan  betina yang  sudah disuntik disatukan dalam bak yang telah diberi ijuk dan dibiarkan memijah sendiri.
  2. Apabila   akan   diurut,   maka pengurutan dilakukan 8 s/d 1 jari setelah penyuntikan.
  3. Langkah    pertama    adalah menyiapkan  sperma  :  ambil kantong sperma dari induk jantan dengan   membedah   bagian Perutnya,    gunting    kantong sperma dan keluarkan. Cairan sperma ditampung dafam gelas yang sudah diisi NaCI sebanyak ½  bagiannya. Aduk hingga rata Bila  terlalu  pekat,  tambahkanNaCI sampai larutan berwarna putih susu agak encer.
  4. Ambil induk betina yang akan dikeluarkan telurnya. Pijit bagian Perut  kearah  lubang  kelamin sampai telurnya keluar. Telur ditampung   dalam   mangkukPlastik yang bersih dan kering Masukan larutan sperma sedikit demi sedikit dan aduk sampai merata.   Tambahkan   larutan NaCl agar sperma lebih merataAgar terjadi    Pembuahan, tambahkan  air  bersih  dan aduklah agar merata sehingga Pembenihan dapat berlangsung dengan baik, untuk mencuci telur dari darah dan kotoran lainnya, tambahkan   lagi   air   bersih kemudian dibuang. Lakukan 2 s/d 3 kali agar bersih.
  5. Telur   yang    sudah    bersih dimasukan   ke   dalam  hapa penetasan yang sudah dipasang di  bak.  Bak  dan  hapa  tersebut ukuran 2 X 1 X 0,4 m dan sudah diisi  air 30 cm. Cara memasukan, telur diambil dengan bulu  ayam,  lalu  sebarkan ke seluruh permukaan hapa sampai merata.  Dafam 2 s/d 3 hari telur akan  menetas  dan  larvanya dibiarkan selama 4 s/d 5 hari atau sampai berwarna hitam.

F.  Pendedera
  • Persiapan  kolam  pendederan dilakukan  seminggu  sebelum penebaran larva, yang meliputi : pengeringan, perbaikan, pematang,  pengolahan  tanah dasar dan pembuatan kemalir
  • Pengapuran dilakukan dengan melarutkan kapur tohor ke dalam tong,  kemudian  disebarkan ke seluruh  pematang  dan  dasar kolam.  Dosisnya 250 s/d 500 g/m2.
  • Pemupukan     menggunakan kotoran ayam dengan dosis 500 s/d 1.000 gr/m2. Kolam diisi air setinggi 40 cm dan setelah 3 hari,       disemprot       denganorganophosphat  4  ppm  dan dibiarkan selama 4 hari.
  • Benih  ditebar  pada  pagi  hari dengan kepadatan 100 s/d 200 ekor/m2.
  • Pendederan dilakukan selama 21 hari.  Pakan  tambahan  diberikan setiap hari berupa tepung pellet sebanyak  0,75 gr/1.000 ekor.

IV.  PENYAKIT
Penyakit yang sering menyerang lele dumbo adalah Ichthyopthirius multifilis atau lebih  dikenal  dengan  white  spot  (bintik putih).    Pencegahan,    dapat   dilakukan dengan  persiapan  kolam  yang  baik, terutama  pengeringan  dan  pengapuran. Pengobatan dilakukan dengan menebarkan garam dapur sebanyak 200 gr/m3 setiap 10 hari selama pemeliharaan atau merendam ikan   yang   sakit   ke   dalam   larutan Oxytetracyclin 2 mg/liter.

Sumber :
  • https://alamtani.com/pembenihan-ikan-lele/
  • http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com/2014/02/pembenihan-ikan-lele-dumbo-clarias.html

Jumat, 12 Oktober 2018

RAWAI IKAN


rawai dasar

PENDAHULUAN
Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup produktif. Disamping mudah dari sisi pengoperasiannya, alat tangkap ini juga relatif murah dari sisi pembiayaannya. Sebagai akibatnya, alat tangkap pancing rawai dasar cukup tersebar hampir di seluruh perairan Indonesia.
Pengguna terbesar pancing rawai dasar adalah nelayan yang mempunyai penghasilan menengah ke bawah, karena pancing rawai dasar memerlukan biaya yang relatif kecil sehingga terjangkau oleh nelayan kecil. Sebagian besar pengguna pancing rawai dasar adalah nelayan tradisional dan berpendidikan rendah.
Hasil tangkapan pancing rawai dasar, umumnya adalah ikan karnivora yang mempunyai daging lezat. Disamping itu, mutu ikan yang tertangkap dengan pancing juga mempunyai mutu yang lebih baik jika dibandingkan dengan alat tangkap lain.
Sehingga ikan-ikan hasil tangkapan pancing rawai dasar mempunyai harga yang relatif mahal dibandingkan dengan jenis hasil tangkapan lainnya. Hasil tangkapan pancing rawai dasar selain dijual ke restoran-restoran sea food, juga diperuntukkan untuk komoditas ekspor.

DESKRIPSI SINGKAT
Pancing rawai dasar atau dalam bahasa asingnya adalah long line, adalah alat tangkap yang terdiri dari rangkaian tali-temali yang disambung-sambung sehingga merupakan tali yang panjang dengan beratus-ratus tali cabang. Ayodhyoa (1981) menyatakan bahwa alat tangkap rawai dasar terdiri dari tali utama (main line), tali cabang (branch line), tali pelampung, bendera, pelampung tali pancing, pancing dan tali-temali lainnya. Prinsip kerja dari pancing rawai dasar adalah memikat ikan untuk memakan umpan pada mata pancing yang merupakan perangkap bagi target tangkapan.
Penggunaan  teknologi  untuk  mengoperasikan  pancing  rawai  dasar  relatif masih sederhana. Pengembangan teknologi dapat diterapkan dalam proses pemasangan pancing atau penggulungan pancing. Mengingat pancing ulur menggunakan tali pancing yang panjang, maka dalam proses pemasangannya (setting) sering terjadi kecelakaan ketika tali pancing utama kusut. Demikian juga dalam proses penarikannya, tidak jarang karena ikan terjerat di tali pancing, tali pancing juga kusut. Untuk mengatasinya, biasanya digunakan line hauler.

KLASIFIKASI RAWAI (LONG LINE)


Rawai (long line) terdiri dari rangkaian tali utama dan tali pelampung, dimana pada tali utama pada jarak tertentu terdapat beberapa tali cabang yang pendek dan berdiameter lebih kecil dan di ujung tali cabang ini diikatkan pancing yang berumpan.
Rawai dapat diklasifikasikan berdasarkan letak pemasangan pada saat pengoperasian, berdasarkan susunan mata pancing dan berdasarkan ikan sebagai tujuan hasil tangkapan. Adapun klasifikasinya sebagai berikut:
1.    Berdasarkan letak pemasangan pada saat pengoperasian  yaitu: (a)Rawai permukaan (surface long line); (b) Rawai pertenggahan (sub surface long line); (c) Rawai dasar (bottom long line)
2.    Berdasarkan susunan mata pancing pada tali utama yaitu : (a) Rawai tegak (vertikal long line); dan (b) Rawai mendatar (horizontal long line) 
3.    Berdasarkan jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan yaitu  : (a) Rawai tuna (tuna long line); (b) Rawai albakora (albacore  long line); (c) Rawai kakap dan lain sebagainya.

SUMBER:
https://id.wikipedia.org/wiki/Rawai