Pendahuluan
Rotifera |
Morfologi
Ukuran Rotifera (Brachionus)
antara 60 - 80 mikron, sampai 300 mikron. Tubuh Brachionus terdiri dari sekitar
1000 sel yang seharusnya tidak dianggap sebagai tanda-tanda tunggal, tetapi
sebuah plasma area. Pertumbuhan hewan ini diyakini sebagai peningkatan plasma
dan bukan pembelahan sel.
Epidermis mengandung
lapisan padat yaitu protein keratin yang disebut lorika. Bentuk lorika dan
penampakan spina (tulang punggung), serta ornamen yang ada membedakan antar
spesies. Tubuh Brachionus dibedakan menjadi 3 bagian yaitu kepala, tubuh, dan
kaki. Bagian kepala terdapat organ untuk berputar ataukorona yang disebut cilia
anular dan memiliki nama asli rotatoria. Bagian depan korona dapat ditarik
masuk dan dapat memutar sesuai gerakan air untuk mengambil partikel makanan
kecil (terutama alga dan detritus). Bagian tubuh terdiri dan sistem pencemaan,
sistem pengeluaran, dan organ genitalia. Karakteristik organ Brachionus adalah
mastax (yang dilengkapi dengan bagian yang keras karena kapur disekitar mulut),
dimana sangat efektif untuk menggiling partikel yang susah dicerna. Kaki berupa
struktur yang dapat ditarik masuk dengan bentuk melingkar tanpa ruas-ruas akhir
pada 1 atau 4 jari.
Habitat dan Sifat
Brachionus di alam
hidup di perairan telaga, sungai, rawa, maupun danau. Tetapi jumlah yang
terbanyak di air pavan. Brachionus terdapat melimpah pada perairan yang kaya
nannoplankton dan detritus.
Brachionus bersifat
omnivor, jenis makanannya terdiri atas perifiton, nannoplankton, detritus dan
semua partikel organik yang sesuai dengan lebar mulutnya. Makanan masuk ke
dalam mulutnya dibantu oleh silia yang terletak di sekitar mulut sebelah atas.
Makanan dipecah oleh alat disebut trophy. Makanan yang sudah dipecah masuk ke
dalam lambung untuk dicerna.
Siklus Hidup
Masa hidup Brachionus
antara 3,4 - 4,4 hari pada 25°C. Umumnya larva menjadi dewasa setelah 0,5 - 1,5
hari dan betina mulai menetaskan telur setiap 4 jam sekali betina mampu
menghasilkan 10 generasi keturunan sebelum mereka mati. Lama hidup Brachionus
betina lebih lama dibandingkan dengan Brachionus jantan. Brachionus betina
hidup selama 12 - 19 hari, sedangkan yang jantan berkisar 3 - 6 hari.
Terdapat dua tipe
Brachionus betina, yaitu tipe amiktik dan miktik. Satu tipe betina dapat
menghasilkan satu tipe telur, yaitu telur amiktik atau miktik. Betina amiktik
ialah betina yang menghasilkan telur dan melakukan pembelahan meiosis. Telur
amiktik apabila tidak dibuahi menghasilkan telur yang ukurannya kecil. Apabila
telur dibuahi, menghasilkan telur yang ukurannya besar yang disebut telur
dorman, dengan kulit tebal dan akan berkembang menjadi betina yang bersifat
amiktik. Generasi selanjutnya dapat bersifat amiktik atau miktik. Sedangkan
betina miktik adalah betina yang menghasilkan telur secara parthenogenesis.
Cara Budidaya Brachionus Sebagai
Pakan Alami Ikan
Brachionus termasuk
salah satu genus yang sangat populer diantara sekian banyak jenis Rotifera.
Genus ini terdiri dari 34 spesies (Alam Ikan 2). Menurut (Alam Ikan 3) bahwa
selain Brachionus plicatilis dikenal juga beberapa spesies dari genus
Brachionus, antara lain: Brachionus pala, Brachionus punctatus, Brachionus
abgularis, dan Brachionus moliis.
Brachionus plicatilis memiliki klasifikasi sebagai
berikut:
Phylum : Avertebrata
Klas
:
Aschelmintes
Sub klas
: Rotaria
Ordo
: Eurotaria
Family
: Brachionidae
Sub family
: Brachioninae
Genus
: Brachionus
Species
: Brachionus
plicatilis
Parameter Brachionus
Brachionus: suhu
optimal untuk pertumbuhan dan reproduksi adalah 22-30 derajat C; salinitas
optimal 10-35 ppt, yang betina dapat tahan sampai 98 ppt; kisaran pH antara
5-10 dengan pH optimal 7,5-8.
Kegunaan
Kegunaan Rotifera
Brachionus plicatilis secara tidak langsung mulai berkembang. Brachionus
plicatilis merupakan pakan hidup bagi jenis-jenis tertentu golongan ikan
sehingga seringkali sangat diperlukan dalam budidaya.
Penyediaan pakan alami
berupa plankton nabati dan plankton hewani yang tidak cukup tersedia,
seringkali menyebabkan kegagalan dalam mempertahankan kelangsungan hidup larva
ikan.
Brachionus plicatilis
sangat penting dalam menunjang budidaya perikanan, terutama sebagai pakan yang
baik untuk larva ikan.
Ketergantungan pakan
alami Budidaya ikan secara komersial dari berbagai jenis species-species
diantaranya bivalve, crustaceae, dan ikan bertulang belakang akan mengalami
permasalahan yang serius apabila didalam proses produksinya tidak tersedia
pakan alami yang kontinyu baik kuantitas maupun kualitasnya.
Sebagaian besar larva
ikan umumnya memakan tumbuhan dan atau hewan yang berukuran 4-200 mikron. Jenis
tumbuhan dan hewan tersebut termasuk didalamnya adalah plankton, yakni
organisme yang hidup melayang dalam air gerakannya selalu mengikuti arus.
Namun Pakan Alami larva harus memenuhi kriteria tertentu.
Cara Produksi Massal Rotifera Brachionus
Produksi massal
Brachionus sebagai makanan larva melalui reproduksi ainiktik dapat
menguntungkan ketika produksi telur istirahat digunakan sebagai bibit. Telur
yang istirahat ini sering disebut sebagai kista yang relatif besar (volume
mencapai 60 % dari ukuran normal betina dewasa) yang ideal untuk penyimpanan
dan transport, serta dapat digunakan sebagai inokulan pada budidaya massal.
Telur yang istirahat
akan tenggelam dan dapat dipanen. Pada kasus sampah yang banyak di dasar
perairan, pergantian air diperlukan dengan air asin agar telur istirahat dapat
mengapung dan dapat dikumpulkan pada permukaan perairan.
Telur istirahat dalam
keadaan kering dapat disimpan lebih dan 1 tahun ketika ditempatkan pada air laut,
pada suhu 25°C dengan kondisi sinar yang rendah. Telur yang istirahat ini dapat
didisinfeksi dengan antibotik dengan dosis yang besar, sehingga Brachionus yang
dihasilkan bebas dari bakteri.
Wadah yang digunakan untuk kultur rotifera adalah
bak beton dengan kapasitas 10 ton.
Bak terlebih dahulu
disterilisasi dengan menggunakan larutan kaporit setelah itu disiramkan
kedinding dan kelantai secara merata kemudian diamkan selama 10 menit.
Kemudian bak digosok
menggunakan sikat sampai bersih dan dibilas menggunakan sikat sampai bersih dan
dibilas menggunakan air tawar kemudian bak dikeringkan. Setelah kering dapat
diisin menggunakan air laut.
Pengisian air laut
disaring dengan filterbag berukuran 200 mikron sebanyak 2 lapis, penyaringan
menggunakan filterbag dengan tujuan agar air yang masuk dalam media tidak
membawa parasit yang keberadaannya tidak diinginkan dalam proses pengkulturan.
Pengisian air laut
sebanyak 3 ton kemudian diisi Phytoplankton Nannochloropsis sp sebanyak 1 ton
sampai air terlihat pekat.
Penebaran Bibit Rotifera
Penebaran bibit
Rotifera yang di tebar berukuran 2 – 8 mikron dengan kepadatan awal 20 ekor/ml
jadi penebaran bibit Rotifera dalam bak bisa mencapai ± 200.000 ekor.
Rotifera akan diberikan
pakan yang berupa Phytoplankton berjenis Nannochloropsis sp.
Pakan yang diberikan
pada saat awal kultur dan waktu pemeliharaan dimana kondisi air terlihat mulai
bening/cerah. Pemanenan dilakukan setelah Rotifera berumur 7 hari.
Pemanenan
Pemanenan untuk
Rotifera dilakukan dengan cara penyerokan dilakukan bila Rotifera akan segera
digunakan. Penyerokan menggunakan saringan (ukuran 30 mikron).
Setelah Rotifera
diserok kemudian dimasukkan dalam wadah yang telah berisi Phytoplankton.
Sedangkan pemanenan
dengan cara penyaringan dilakukan dengan cara mengalirkan air dengan
menggunakan selang spiral ukuran 2 inchi kedalam bak kultur Rotifera.
Kemudian selanjutnya
selang dimasukan kedalam saringan ukuran 30 mikron yang ditompangkan dalam
keranjang, setelah disaring Rotifera di bilas menggunakan Phytoplankton dan diberi aerasi.
Sumber :
Pagin. 2011.Cara Budidaya Brachionus Sebagai Pakan
Alami Ikan di http://www.alamikan.com/2011/05/cara-budidaya-brachionus-sebagai-pakan.html
Pagin. 2014. Kandungan Gizi Rotefera Sebagai Pakan
Alami. http://www.alamikan.com/2014/05/kandungan-gizi-rotifera-sebagai-pakan.html
Semua Ikan. 2018. Cara Mudah Budidaya Rotifera Pada Bak Beton. https://www.semuaikan.com/cara-budidaya-rotifera-pada-bak-beton/
mari gabung bersama kami di Aj0QQ*c0M
BalasHapusBONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
BONUS REFERAL 20% seumur hidup.