Selasa, 02 April 2019

Transportasi Benih Ikan





Pengangkutan (transportasi) benih ikan sangat perlu mendapat perhatian sehingga memerlukan pengetahuan tentang: kepadatan, kualitas benih, jumlah oksigen terlarut, teknik pemberian oksigen, teknik pemberian antibiotik, kualitas air (nilai pH, suhu, sifat fisik dan kimia), waktu pengiriman, jarak tempuh, dan perangkat yang dibutuhkan.
Hal ini terlebih lagi untuk pengangkutan benih jarak jauh dan dalam jumlah banyak, antara lain, kemampuan ikan dalam mengonsumsi O2 perlu dicermati. Biasanya, dasar yang digunakan untuk mengukur konsumsi ikan atas O2 selama pengangkutan adalah berat ikan dan suhu air.
Jumlah O2 yang dikonsumsi ikan tergantung jumlah oksigen yang tersedia. Jika kandungan O2 meningkat, ikan akan mengonsumsi O2pada kondisi stabil, sedangkan ketika kadar O2 menurun konsumsi ikan atas O2 akan lebih rendah.
Nilai pH, CO2, dan amoniak juga berpengaruh penting. Nilai pH air merupakan faktor kontrol yang bersifat teknis akibat perubahan kandungan CO2 dan amoniak. CO2 sebagai hasil respirasi ikan akan mengubah pH air menjadi asam. Perubahan pH menyebabkan ikan menjadi stres, dan cara menanggulanginya yaitu dengan menstabilkan kembali pH air selama pengangkutan dengan larutan bufer.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan pengangkutan benih ikan di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Jenis ikan
Hal ini disebabkan kebutuhan oksigen untuk setiap spesies ikan berbeda-beda. Misalnya antara ikan mas dan ikan lele.

2. Usia dan ukuran ikan
Semakin besar ukuran benih ikan, semakin besar pula kebutuhan oksigennya.

3. Resistensi ikan
Benih ikan yang diberi pakan buatan memiliki daya tahan lebih rentan dibandingkan dengan benih ikan yang diberi makanan alami.

4. Temperatur air
Pengangkutan benih ikan harus dilakukan dalam kondisi temperatur air normal atau lebih rendah. Pengangkutan benih ikan dalam temperatur air lebih rendah akan mengurangi respirasi ikan sehingga kandungan oksigen terlarut dalam air tinggi. Temperatur air yang tinggi akan mengurangi oksigen dalam air. Ikan adalah hewan berdarah dingin, sehingga tingkat metabolisme ikan dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Tingkat metabolisme ikan akan berlipat ganda untuk setiap kenaikan 18 derajat F dalam suhu dan dikurangi setengahnya untuk setiap penurunan 18 derajat F pada suhu. Tingkat metabolisme berkurang akan menurunkan konsumsi oksigen, produksi amonia dan produksi karbon dioksida. Oleh karena itu, sangat penting untuk transportasi ikan sebagai suhu rendah. Untuk spesies air dingin dan hangat suhu 55 derajat sampai 60 derajat F dianjurkan. Untuk spesies seperti nila dan merah suhu drum yang harus dekat dengan 60 derajat F. ikan air dingin, seperti trout, mendiami air dingin dan harus diangkut pada suhu lebih dingin, seperti 45 sampai 50 derajat F.
Untuk mencapai suhu yang diinginkan transportasi, ikan harus dilakukan di tangki air dingin. Dengan memegang ikan di tangki selama dua hari, suhu air dapat dikurangi secara bertahap dengan menambahkan air dingin. Setelah loading ikan ke dalam kantong, menurun akhir dan pemeliharaan suhu selama transportasi dapat dicapai dengan menambahkan es atau (lebih umum) gel packs.
Es atau gel kemasan sering digunakan selama transportasi, khususnya selama periode transportasi lagi yang mungkin memungkinkan peningkatan suhu. Satu-setengah pon es akan mengurangi suhu satu galon air sekitar 10 derajat F. Insulated kotak styrofoam pengiriman juga digunakan untuk mencegah suhu dari luar yang mempengaruhi suhu air transportasi. Dalam beberapa kasus, 20 sampai 40 liter pendingin yang digunakan untuk transportasi.

5. Lama waktu pengangkutan
Semakin dekat jarak tempuh, semakin besar tingkat hidup benih ikan yang dicapai.

6. Sistem pengangkutan
Semakin cepat dan mudah sistem pengangkutan yang digunakan, peluang mencapai keberhasilan dalam pengangkutan pun lebih besar.

7. Wadah pengangkutan
Wadah pengangkutan dapat berupa kantung plastik, blong/dirigen, bak (terbuat dari kaca, fiber atau logam), kreneng (terbuat dari anyaman bambu).

8. Alat (kendaraan) pengangkutan
Alat/kendaraan pengangkutan dapat berjalan kaki, menggunakan sepeda motor, mobil, kereta api, kapal atau pesawat udara.

9. Pengemasan
Pengangkutan benih ikan biasa dilakukan dalam kemasan kantong plastik dengan kepadatan benih ikan berkisar 5.000-8.000 ekor untuk setiap 5-8 liter air. Sementara volume oksigen antara 15-20 liter. Pengemasan dipengaruhi oleh oksigen terlarut. Faktor tunggal yang paling penting dalam pengangkutan ikan adalah penyediaan konsentrasi oksigen yang cukup terlarut (DO). Pentingnya penyediaan tingkat yang memadai DO tidak bisa terlalu ditekankan. Kegagalan untuk melakukannya hasil sehingga dalam stress berat yang dapat berkontribusi untuk ikan membunuh dua sampai tiga hari setelah transportasi.
Jumlah oksigen yang dapat dilarutkan dalam air tawar didasarkan terutama pada suhu air. Air itu disebut sebagai 100 persen jenuh ketika tingkat kejenuhan atas tercapai. DO jenuh lebih tinggi untuk air dingin daripada air hangat. Misalnya, di permukaan laut DO kejenuhan air 45 derajat F adalah 12,1 bagian per juta (ppm) tapi pada 60 derajat F, saturasi adalah 10,0 ppm. Karena oksigen murni digunakan selama transportasi tas, Level DO dalam air akan jenuh dan tingkat oksigen yang rendah biasanya tidak akan menjadi masalah kecuali tas yang tidak benar tertutup atau mengembangkan lubang yang disebabkan oleh duri ikan besar. Sangat penting untuk memiliki volume 75 persen oksigen di dalam tas untuk memastikan difusi oksigen yang cukup di permukaan air.
Jumlah ion hidrogen (H +) dalam air akan menentukan apakah itu asam atau dasar. Skala untuk mengukur derajat keasaman disebut skala pH, yang berkisar dari 1 sampai 14. Nilai 7 dianggap netral, tidak asam atau dasar; nilai-nilai di bawah 7 dianggap asam; di atas 7 dasar. Kisaran yang dapat diterima untuk pertumbuhan ikan adalah antara pH 6,5 dan 9,0. PH air akan dipengaruhi oleh alkalinitas (kapasitas penyangga) dan jumlah karbon dioksida bebas. PH air transportasi juga akan mempengaruhi toksisitas amoniak. Bahkan di baik buffer pH transportasi air kadang-kadang akan berkurang sebesar satu unit pH.

 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan benih ikan adalah sebagai berikut:
a. Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
b. Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah diaerasi semalam.
c. Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5.000-6.000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya.
Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik adalah sebagai berikut
a) masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih;
b) hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air;
c) alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen = 1:2);
d) kantong plastik lalu diikat.
e) kantong plastik dimasukkan ke dalam dus dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dus yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong plastik dan temperaturnya tetap dipertahankan dengan kisaran 27-290C.



Sumber :
http://mediapenyuluhanperikananpati.blogspot.co.id/2013/10/teknik-pengangkutan-benih-ikan-yang-baik.html
http://wicaramina.blogspot.co.id/2016/11/transsportasi-benih-ikan.html





Tidak ada komentar:

Posting Komentar