Selasa, 18 Desember 2018

RUMPON IKAN


PENDAHULUAN
Rumpon adalah salah satu jenis alat bantu penangkapan ikan yang dipasang di laut, baik laut dangkal maupun laut dalam. Pemasangan tersebut dimaksudkan untuk menarik gerombolan ikan agar berkumpul disekitar rumpon, sehingga ikan mudah untuk ditangkap. Dengan pemasangan rumpon maka kegiatan penangkapan ikan akan menjadi lebih efektif dan effisien karena tidak lagi berburu ikan, tetapi cukup melakukan kegiatan penangkapan ikan disekitar rumpon tersebut. Pada malam hari  rumpon  biasanya  dipasangi  dengan  penerangan, baik  penerangan lampu minyak ataupun listrik.
 
Gambar . Rumpon Ikan


Pemasangan rumpon   dapat meningkatkan hasil tangkapan pukat cincin, selain itu dapat  menimbulkan beberapa masalah, yaitu antara lain :
1.    Akibat pemasangan rumpon yang tidak teratur dan lokasi yang berdekatan dapat merusak pola ruaya ikan yang berimigrasi jauh sehingga mengganggu keseimbangan stok ikan.
2.    Konflik antar nelayan disebabkan karena kepemilikan rumpon. Pemerintah   telah   membuat   Petunjuk   Pemasangan   dan   Pemanfaatan Rumpon”, dimana maksudnya adalah:
a.   

 
Menjaga kelestarian sumberdaya ikan
b.    Terciptanya pembinaan pemasangan rumpon yang baik dan benar
c.     Terhindarkan konflik sosial antara nelayan pemilik rumpon dan yang tidak memiliki rumpon.
d.    Terbinanya pengelolaan rumpon yang melibatkan unsur-unsur terkait baik pusat maupun daerah, antara perusahaan perikanan dengan nelayan sehingga tercapai kesinambungan dan keserasian usaha dilapangan dan tujuan untuk kelestarian sumberdaya ikan
e.    Tersusunnya mekanisme pendataan, penandaan dalam pemasangan rumpon serta mekanisme evaluasi produktifitas penangkapan ikan di sekitar rumpon.
Adapun tata cara pemasangan rumpon yaitu sebagai berikut:
  1. Perairan 2 mil laut sampai dengan 4 mil laut, diukur dari garis pantai pada titik surut terendah,
  2. Perairan di atas 4 mil laut sampai dengan 12 mil laut, diukur dari garis pantai pada titik surut terendah,
  3. Perairan di atas 12 mil laut dan ZEE Indonesia,
  4. Perorangan atau perusahaan berbadan hokum yang akan memasang rumpon wajib terlebih dahulu memperoleh izin dari Pemerintah Pusat atau Daerah.
Menurut Mallawa, et.al (2004), Walupun secara prinsip kontruksi rumpon di  setiap  tempat  hampir  sama,  namun  jika  diamati  secara  saksama  konstruksi rumpon yang ada sangat sederhana seperti rumpon yang digunakan oleh nelayan di perairan pantai atau laut dangkal dan ada pula yang menjadi tujuan penangkapa n dan   kedalaman   perairan   tempat   pemasangannya.   Umumnya   rumpony   yang dipasang di perairan yang lebih dalam konstruksinya lebih lengkap.
Rumpon jenis ini biasanya dipasang di perairan dangkal puluhan sampai ratusan meter dengan tujuan untuk mengumpulkan ikan-ikan pelagis kecil. Sedangkan rumpon yang dipasang di perairan yang lebih dalam (ratusan sampai ribuan meter) tali temalinya telah menggunakan sintetic fibres (tali nilon), dengan tujuan utama mengumpulkan ikan layang, tuna dan cakalang.

SUMBER:
http://mediapenyuluhanperikananpati.blogspot.com/2014/01/manfaat-rumpon-bagi-nelayan.html

Jumat, 07 Desember 2018

Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) Strain Majalaya Kelas Induk Pokok (Ringkasan SNI 01-6130-1999)



BATASAN
Standar ini meliputi definisi, istilah, singkatan, klasifikasi, persyaratan kuantitatif dan kualitatif serta cara pengukuran dan pemeriksaan. Ikan mas strain majalaya pertama kali ditemukan dari daerah Majalaya, Jawa Barat. Berwarna hijau keabu-abuan  mulai dari kepala bagian atas sampai pangkal ekor bagian atas, bersisik penuh, badan lebar, perut besar, kepala kecil, mata menonjol, bentuk kuduk melengkung, kecepatan tumbuh relatif tinggi dan secara luas dipelihara di Indonesia. 

PERSYARATAN
Kualitatif 
1)   Asal : hasil pembesaran benih sebar yang berasal dari induk ikan kelas induk dasar.
2)   Warna : mulai dari kepala bagian atas sampai pangkal ekor bagian atas berwarna hijau keabu-abuan, mulai kepala bagian bawah sampai ke pangkal ekor berwarna putih kekuningan. 
3)   Bentuk tubuh : badan pendek, perut besar, mata menonjol, kuduk melengkung, kepala kecil, pola sisik penuh dan teratur.
4)   Kesehatan : anggota/organ tubuh lengkap, sisik teratur, gurat sisi tidak patah, tubuh tidak cacat dan tidak ada kelainan bentuk, tubuh tidak ditempeli oleh parasit dan tidak ada benjolan, insang bersih, tutup insang normal.
5)   Kekenyalan tubuh : kenyal dan tidak lembek. 2 Kuantitatif  Perbandingan antara panjang standar terhadap tinggi badan  2,30 : 1,00; perbandingan panjang standar terhadap panjang kepala 3,57 : 1,00; jumlah sisik pada gurat sisi 26 - 33; rumus jari-jari sirip: sirip punggung D.3.15-17; sirip dada P.1.12-17; sirip perut V.1.6-8; sirip dubur A.3.4-6; sirip ekor C.12 -16.
Tabel : Persyaratan kuantitatif sifat reproduksi 


CARA PENGUKURAN DAN PEMERIKSAAN 
1)   Umur : dihitung sejak telur menetas.
2)   Kematangan gonad : Ikan jantan dilakukan dengan mengurut perut ikan ke arah anus, yang telah matang gonad akan mengeluarkan cairan kental berwarna putih; Ikan betina: dilakukan dengan meraba bagian perut dan pengamatan bagian anus, yang telah matang gonad ditunjukkan dengan bagian perut membesar, lunak kalau diraba dan bagian anus menonjol. Pengambilan telur secara kanulasi dan pengukuran diameter telur menggunakan mikroskop yang dilengkapi mikrometer.
3)   Panjang standar : jarak antara ujung mulut sampai dengan pangkal ekor, dalam centimeter.
4)   Panjang kepala : jarak antara ujung mulut sampai dengan ujung tutup insang ,dalam centimeter.
5)   Tinggi badan : garis tegak lurus dari dasar perut sampai ke punggung dengan menggunakan mistar atau jangka sorong, dalam centimeter.
6)   Bobot badan : menimbang ikan per individu, dalam gram.
7)   Kesehatan : a) pengambilan contoh dilakukan secara acak sebanyak 1 % dari populasi untuk pengamatan visual maupun mikroskopik; b) pengamatan visual dilakukan untuk pemeriksaan gejala penyakit dan kesempurnaan morfologi ikan; c) pengamatan mikroskopik dilakukan untuk pemeriksaan jasad patogen (parasit, jamur, virus dan bakteri) di laboratorium.
8)   Kemurnian ikan : dilakukan dengan pengambilan contoh darah yang diambil dari pembuluh darah pada pangkal ekor dengan menggunakan alat suntik untuk pengujian elektrophoresis di laboratorium.

Sumber :
http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com/2017/09/induk-ikan-mas-cyprinus-carpio-linneaus.html

DISEMINASI TEKNOLOGI: Pengenalan Diseminasi Teknologi Penetasan Telur Ikan Nila Air Payau Sistem Corong di Masyarakat



















Sumber :
http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com/2017/07/diseminasi-teknologi-pengenalan.html