Selasa, 02 Desember 2025

Laporan Efektifitas Percontohan Penyuluhan

 

LAPORAN

EFEKTIFITAS PERCONTOHAN PENYULUHAN YANG DIANALISIS

 

 

 

 

 

 

  

I.       PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Kegiatan budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus) menjadi salah satu usaha perikanan air tawar yang berkembang pesat di Indonesia karena permintaan pasar yang tinggi dan kemampuan adaptasi ikan nila terhadap berbagai kondisi lingkungan. Salah satu faktor penentu keberhasilan budidaya adalah tahap awal dalam proses penebaran benih, terutama aklimatisasi benih terhadap kondisi lingkungan perairan yang baru.

Permasalahan yang sering dijumpai di lapangan adalah tingginya angka kematian benih setelah penebaran akibat perbedaan suhu dan kualitas air antara wadah transportasi dan media budidaya. Oleh karena itu, diperlukan penerapan teknik aklimatisasi dan cara tebar benih yang tepat agar tingkat kelangsungan hidup benih meningkat.

B.       Tujuan

1.     Menganalisis efektivitas penerapan teknik aklimatisasi terhadap kelangsungan hidup benih ikan nila.

2.   Mengevaluasi pengaruh cara penebaran benih terhadap kondisi kesehatan dan pertumbuhan awal ikan nila.

3.    Memberikan rekomendasi teknik aklimatisasi dan penebaran benih yang efisien untuk diterapkan pada kegiatan budidaya ikan.

C.      Inti Pokok Permasalahan

1.      Tingkat mortalitas benih tinggi akibat kurangnya penyesuaian suhu dan kualitas air.

2.   Kurangnya pemahaman pelaku budidaya mengenai teknik aklimatisasi dan cara penebaran yang benar.

D.      Hipotesis

Penerapan teknik aklimatisasi dan cara penebaran benih ikan nila yang benar dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup benih minimal 15–20% dibandingkan sebelum penerapan.

 

E.       Tinjauan Pustaka

Menurut Suharyanto et al. (2022), aklimatisasi benih ikan sebelum penebaran penting untuk mengurangi stres osmotik. Sementara itu, penelitian Rahmawati dan Aziz (2023) menunjukkan bahwa penebaran benih secara perlahan dengan perbedaan suhu tidak lebih dari 2°C meningkatkan survival rate hingga 95%.

 

II.                METODE KAJIAN

A.           Metode dan Pendekatan

Kajian ini menggunakan metode eksperimen lapangan dengan pendekatan deskriptif-kuantitatif. Analisis efektivitas dilakukan melalui perbandingan kondisi pra-penerapan dan pasca-penerapan teknik aklimatisasi dan penebaran benih.

B.     Lokasi dan Waktu

Kegiatan dilaksanakan di Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Berkah Bersama , Desa Pantai Cabe Kecamatan Salam Babaris, Kabupaten Tapin.
Waktu pelaksanaan: Agustus–Oktober 2025.

C.     Prosedur Kajian

  1.  Pra-penerapan: Pengamatan terhadap kebiasaan penebaran benih oleh pembudidaya ikan, termasuk cara adaptasi dan hasil survival rate. 
  2. Penerapan percontohan:
  • Aklimatisasi dilakukan dengan cara memasukkan kantong benih ke kolam selama 15–20 menit untuk menyesuaikan suhu.
  •  Air kolam secara perlahan dimasukkan ke kantong agar kualitas air seimbang.
  • Penebaran dilakukan perlahan agar benih tidak stres.
      3. Pasca-penerapan: Pengamatan tingkat kelangsungan hidup (survival rate), perilaku, dan  
          pertumbuhan awal benih.

 

 

III.             HASIL DAN PEMBAHASA



1.  Kondisi Eksisting (Pra Penerapan)

Sebelum dilakukan percontohan, petani melakukan penebaran benih secara langsung dari kantong plastik ke kolam tanpa proses aklimatisasi.
Hasil pengamatan menunjukkan:

  • Suhu air kantong: 26°C; suhu kolam: 30°C.
  • pH kolam: 7,4.
  • Survival rate hanya 72% setelah 7 hari penebaran.
  • Beberapa benih menunjukkan tanda stres seperti berenang tidak teratur dan kehilangan keseimbangan.

2. Kondisi Pasca Penerapan

Setelah dilakukan penerapan teknik aklimatisasi dan cara penebaran yang benar:

  • Suhu air disesuaikan bertahap hingga selisih <2°C.
  • Penebaran dilakukan perlahan dalam waktu 10–15 menit.
  • Tingkah laku ikan normal dan adaptif terhadap lingkungan baru  

3. Kondisi Pasca Penerapan

Hasil ini mendukung temuan Rahmawati dan Aziz (2023) bahwa adaptasi suhu dan kualitas air mampu menurunkan tingkat stres osmotik pada benih ikan. Teknik aklimatisasi yang sederhana tetapi terarah terbukti mudah diterapkan oleh pembudidaya kecil.
Selain itu, peningkatan efektivitas ini juga berdampak pada efisiensi biaya karena mengurangi kebutuhan penggantian benih

 

 v. KESIMPULAN DAN SARAN

 

Kesimpulan

  1. Teknik aklimatisasi dan cara penebaran benih yang benar berpengaruh signifikan terhadap kelangsungan hidup benih ikan nila.
  2. Proses aklimatisasi yang sederhana dapat dengan mudah diterapkan oleh pembudidaya

Saran

  1. Diperlukan pelatihan rutin bagi kelompok pembudidaya untuk memperkuat pemahaman teknis tentang aklimatisasi dan penebaran benih. 
  2. Pemerintah daerah atau instansi terkait dapat menjadikan metode ini sebagai model percontohan berkelanjutan